Tuesday, February 12, 2013
Browse » Home » » dampak teknis non teknis menara bts gsm bagi orang awam
dampak teknis non teknis menara bts gsm bagi orang awam
Penolakan warga atas kehadiran
menara BTS (base transceiver station)
kerap terdengar di beberapa surat
kabar dan televisi. Umumnya yang
menjadi keluhan warga adalah belum
adanya ijin pembangunan dari penduduk sekitar, tak pelak ini
membuat langkah operator ikut
tersendat dalam menggelar jaringan.
Dalam implementasi di lapangan,
operator selular biasanya
menggunakan jasa kontraktor untuk keperluan akuisisi site. Penolakan
warga ini dapat dikelompokkan pada
segi persoalan teknis dan non teknis. Persoalan teknis umumnya
menyangkut ke khawatiran warga
pada efek radiasi dan bahaya
rubuhnya tiang menara. Sedang
persoalan non teknis biasanya
berkaitan dengan masalah kesepakatan jual beli dan
kepemilikan lahan. Khusus pada
tulisan ini hanya akan dibahas
seputar persoalan teknis. Perlu
dipahami terlebih dahulu, guna
menggelar kualitas layanan telekomunikasi selular yang
memadai, keberadaan elemen
menara dan antena BTS mau tidak
mau memang dibutuhkan. Seiring
bertambahnya jumlah pelanggan
suatu operator di suatu wilayah, peningkatan kapasitas cell menjadi
hal yang mutlak. Jika ini tak
diantisipasi sering munculnya drop
call di jam-jam sibuk tidak bisa
dihindari lagi, pada akhirnya toh
merugikan kepentingan pelanggan sendiri. Kian padatnya jumlah
pelanggan artinya membawa
konsekwensi bertambahnya jumlah
menara, contohnya di kota besar
seperti Jakarta. Menjamurnya jumlah menara BTS
membawa aneka dampak psikologis
dan sosial, meski sudah ada opsi
penggabungan menara beberapa
operator, problem di masyarakat
tetap kerap muncul. Untuk itu perlu diketahui aspek-aspek dasar
keamanan dalam pembangunan dan
gelaran menara BTS. Beberapa aspek
tersebut adalah 1. Lokasi Untuk optimalisasi jaringan, operator
perlu memberikan jarak yang
konsisten antar BTS, semisal per 1,5
kilometer. Tentu masalah jarak
terkait dengan kepadatan trafik
pelanggan di suatu daerah. Umumnya di perkotaan yang padat pemukiman,
operator lebih sulit untuk
menciptakan jarak yang konsisten
antar BTS. Ini disebabkan tingkat
kesulitan untuk mendapat lahan
tanah (green filed) yang pas. Untuk menyiasati persoalan lahan,
solusinya adalah gelar menara BTS di
atas gedung bertingkat (roof top).
Sebagai informasi saat ini Pemerintah
Daerah DKI Jakarta sejak dua tahun
lalu sudah melarang pembangunan menara baru BTS di green field. 2. Desain Menara Desain menara BTS tentu tidak selalu
sama, disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi geografis di wilayah
bersangkutan. Diantara pertimbangan
dalam desain yakni faktor beban
menara, kekuatan angin dan kondisi tanah yang kesemuanya harus
memenuhi safety margin yang telah
disyaratkan ITU (International
Telecommunication Uinion). Civil
engineer dari kontraktor terlibat
penuh dalam hal untuk keperluan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan). Faktor beban menara yakni prediksi
pemakaian perangkat hardware
yang ditempatkan di atas tower.
Semisal tower yang hanya ditempati
tiga antena Trx dan microwave, tentu
tidak memerlukan menara rangka tinggi. Namun umumnya operator
sudah menyiapkan beban menara
untuk penambahan beberapa
perangkat untuk kebutuhan kedepan,
contohnya beban tambahan
hardware 3G. Lalu faktor kekuatan angin menjadi
hal penting pula, sebelum
membangun menara operator telah
mendapat informasi kecepatan angin
oleh BMG (Badan Meteorologi dan
Geofisika). Di daerah dengan kondisi kecepatan angin tinggi biasanya
digunakan tipe tower rangka segi
empat atau segi tiga. Umumnya
wilayah dengan kecepatan angin
tinggi seperti di ladang persawahan
dan pesisir pantai. Kemudian kondisi dan jenis tanah turut diperhitungkan,
ini menyangkut kedalaman tiang
pancang. Kualitas menara harus
benar-benar kuat dan tahan terhadap
gempa. 3. Radiasi Soal radiasi paling populer untuk
"menggugat" keberadaan menara
BTS. Sebagaimana layaknya
perangkat elektronik, menara BTS
memang memancarkan radiasi.
Menjadi ketakutan orang umumnya isu radiasi yang bisa membuat
mandul. Padahal radiasi yang
dipancarkan dari perangkat
microwave terbilang kecil, kadarnya
pun tak lebih besar dari radiasi yang
ditimbulkan sebuah ponsel. Ditambah lagi penempatan hardware berada di
ketinggian sehingga tidak berdampak
buruk bagi kesehatan. Dalam hal ini
operator dan kontraktor mutlak
mengadakan sosialisasi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Comments :
0 comments to “dampak teknis non teknis menara bts gsm bagi orang awam”
Post a Comment